Domba Garut adalah domba yang berasal dari daerah Limbangan Kabupaten Garut. Dalam bahasa latin disebut ovis aries yang merupakan campuran dari perkawinan antara domba lokal dengan domba jenis capstaad dari Afrika Selatan dan domba merino dari Australia. Domba capstaad sudah ada lebih dulu di Garut, sementara domba merino baru didatangkan ke Garut pada abad ke-19. Dari ketiga jenis domba itulah, lahir varietas baru yang kemudian disebut domba Garut.
Bentuk umum Domba Garut, tubuhnya relative besar dan berbentuk persegi panjang, bulunya panjang dan kasar, tanduk domba jantan besar dan kuat serta kekar, ini merupakan modal utama dalam seni ketangkasan domba. Berat badan domba garut dapat mencapai 40 sampai 80 kg. bangsa domba Garut tergolong jenis domba terbaik. Ciri lain domba garut yaitu bentuk ekor segitiga, dengan bagian pangkal lebar dan mengecil ke arah ujung (ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong), dahi sedikit lebar, kepala pendek dan profil sedikit cembung, mata kecil, tanduk besar dan melingkar ke belakang, sedangkan domba betina bertanduk kecil atau tidak bertanduk, bentuk telinga kecil (rumpung) dengan panjang < 4 cm sampai sedang (ngadaun hiris) dengan panjang antara 4 – 8 cm dan memiliki bulu yang dominan berwarna putih dan hitam.
Domba Garut banyak dijumpai memiliki daun telinga rumpung, sedangkan yang memiliki daun telinga panjang dikenal dengan domba Bongkor. Untuk mendapatkan domba Garut yang baik harus dimulai dari betina yang kualitasnya sangat bagus, pejantan dari keturunan domba Garut harus memiliki performa yang baik pula. Banyak tokoh domba yang memelihara domba Garut dengan karakter yang berbeda dan merawatnya mulai dari anakan sampai dewasa. Menurut beberapa ahli, domba Garut selain memiliki keistimewaan juga sebagai penghasil daging yang sangat baik sehingga sangat sesuai untuk meningkatkan produksi ternak domba.